PALU – Sebagian besar masyarakat Desa Bakti Agung Kecamatan Poso Pesisir Utara Kab Poso bekerja sebagai petani, dimana luas lahan pertanian yang ada di Desa Bakti Agung sekitar 500 Hektar.
Kepala Desa Bakti Agung, Eko Prabowo, menyampaikan bahwa sudah empat tahun sejak bendungan Desa Tambarana jebol warga petani sawah mengalami kendala tanam.
Meskipun tahun 2023 sudah dilakukan perbaikan namun karena terjadi banjir saat ini tanggul dipenuhi material pasir dan lumpur bekas banjir, sehingga air tidak mengalir ke persawahan warga Desa Bakti Agung yang mengakibatkan lahan persawahan warga tidak maksimal digarap.
“Banyak petani sawah yang beralih menanam tanaman lain, dan ada juga yang dibiarkan begitu saja, ditambah lagi saat ini aliran Sungai Tambarana yang cenderung keruh dikhawatirkan warga dapat merusak lahan pertaniandan perkebunan maupun untuk minum ternak,” jelasnya.
Adanya keluhan dari masyarakat tersebut, pihaknya dari Pemerintah Desa telah membangun komunikasi dengan melakukan pertemuan antara Pemerintah Desa Tambarana dan Desa Bakti Agung bersama kelompok petani untuk mencarikan solusi dan sudah menyurat ke pemerintah daerah maupun provinsi, kemudian juga dari pemerintah daerah dan pihak terkait sudah melakukan peninjauan ke lokasi.
Dirinya berharap, Pemkab Poso dan pihak terkait segera menindaklanjutinya dengan tetap menjaga kualitas air yang baik untuk mengaliri persawahan di Desa Bakti Agung, sehingga pertanian yang ada di Desa Bakti Agung dapat kembali berjalan untuk meningkatkan perekonomian warga. RA