SIGI – Garda Alkhairaat (GAL) resmi dideklarasikan oleh tokoh Alkhairaat, K.H. Husen Habibu, di Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Alkhairaat Madinatul Ilmi Dolo, Kabupaten Sigi, Jumat (22/9/2023).
Deklarasi tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh Alkhairaat, Ketua Panitia Muktamar besar XI Alkhairaat, Mohamad Nisan H. Rana, mantan ketua HPA Kota Palu, Ashar Yahya dan panitia Muktamar Alkhairaat, di antaranya Asgar Basir Khan, Ashar Hasyim dan Hernanto, serta tokoh masyarakat yang ada di Kabupaten Sigi.
Pendeklarasian serta pengukuhan GAL, juga dihadiri sejumlah perwakilan desa yang ada di Kabupaten Sigi, dengan menghimpun 500 pemuda, untuk mengawal dan menjaga pelaksanaan Muktamar Besar XI Alkhairaat, yang akan dilaksanakan pada 27—30 September 2023.
Husen Habibu di hadapan ratusan perwakilan tersebut mengatakan, pembentukan GAL merupakan tuntutan zaman, dengan semangat untuk menjaga keamanan, sepeninggalan pendiri Alkhairaat, H.S. Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua.
“Garda Alkhairaat akan bertugas menjaga seluruh peninggalan pendiri Alkhairaat Habib Idrus bin Salim Aljufri, dan akan menjadi garda terdepan untuk menjaga Alkhairaat serta aset-asetnya,” tegas Husen Habibu.
Ia mengatakan, GAL secara resmi akan dikukuhkan pada pelaksanaan Muktamar Besar XI Alkhairaat, oleh Ketua Utama Alkhairaat, H.S. Alwi bin Saggaf Aljufri.
“Sebelum dikukuhkan dan diresmikan, GAL juga akan didorong untuk diusulkan menjadi salah satu badan otonom di Alkhairaat, dan akan dibentuk di seluruh wilayah Sulawesi Tengah, serta di mana Alkhairaat berada di Indonesia,” terang Husen Habibu.
Sementara itu, tokoh muda Alkhairaat, Ashar Yahya menyebutkan, keberadaan GAL sebelumnya telah direncanakan untuk dibentuk sejak dua tahun yang lalu. Pembentukan badan otonom baru tersebut, menjadi keinginan sejumlah pemuda Alkhairaat, khususnya para pemuda asli Kaili, agar dapat menjadi garda pelindung organisasi Alkhairaat.
“GAL ini bukan dibentuk karena adanya keinginan sesaat, tetapi sudah ada rencana sejak dua tahun lalu, di mana kami melihat Alkhairaat tidak memiliki semacam kekuatan ormas, yang menjadi ujung tombak menjaga organisasi,” kata Ashar Yahya.
Sebanyak 500 anggota, disebut telah direkrut dari berbagai kecamatan di Kabupaten Sigi, Kota Palu dan Donggala, termasuk sejumlah jemaah Majelis Dzikir Nuurul Khairaat Palu pimpinan Habib Shaleh Alaydrus atau Habib Soleh Rotan. **