PALU – Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Ady Pitoyo, menghadiri rapat Komisi Penyuluhan Pertanian Provinsi (KPPP) Sulteng bersama para stakeholder, di Ruang Rapat Anggrek, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sulteng, Selasa (21/11).

Rapat yang membahas tentang pembangunan pertanian itu dihadiri perwakilan Dinas TPH Provinsi Sulteng, KPPP Sulteng, Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BPIP) Provinsi Sulteng, Pengurus Dewan Tani Indonesia Provinsi Sulteng, dan pihak terkait lainnya.

KPPP Sulteng, Prof Made Antara, menyampaikan beberapa substansi pembahasan yang menjadi topik utama dalam pertemuan tersebut, yakni terkait masalah visi dan prioritas pembangunan Sulteng tahun 2021-2026, daya saing komoditi pertanian, sistem penyuluhan pertanian dan tantangannya, serta peran KPPP dan peningkatan kinerja.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong peningkatan produktivitas maupun nilai tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan  dan komoditi pertanian lainnya di wilayah Sulteng yang didukung dengan infrastruktur yang memadai,” katanya.

Sebab, kata dia, Sulteng merupakan salah satu daerah penyanggah pangan utama untuk ibu kota nusantara (IKN). Olehnya diharapkan kepada seluruh penyuluh pertanian agar dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.

Terkait itu, Anggota DPRD Provinsi Sulteng, Ady Pitoyo, mengatakan, salah satu upaya untuk peningkatan produktivitas maupun nilai tanaman pangan, perikanan, peternakan dan komoditi pertanian lainnya adalah kualitas para penyuluh pertanian serta didukung infrastruktur yang memadai.

“Maka para penyuluh harus mampu memberikan inovasi-inovasi yang lebih baik lagi kepada para petani-petani kita,” katanya.

Politisi Partai NasDem itu, menambahkan, pemerintah juga harus terlibat langsung dalam penyediaan tempat distribusi/pemasaran hasil-hasil pertanian, sehingga para petani tidak lagi kebigungan memasarkan kemana hasil pertanian mereka.

“Karena sudah ada wadah atau tempat yang sudah disiapkan oleh pemerintah untuk menampung atau menjual hasil pertanian tersebut,” jelasnya.

Nantinya, kata dia, para petani yang dibawah sentuhan para penyuluh, dapat lebih fokus meningkatkan hasil produksinya dan secara otomatis roda perekonomian akan semakin membaik.

“Dengan begitu, maka perlahan-lahan angka garis kemiskinan di Indonesia, khususnya di Sulteng juga semakin menurun. Tidak menutup kemungkinan akan membuat daearah kita keluar sebagai salah satu provinsi yang angka garis kemiskinannya masih tinggi,” imbuhnya.