PALU – Pemerintah Kota Palu kembali melaksanakan Buka Puasa Bersama dengan komponen masyarakat di Kota Palu, pada Sabtu (23/3/2024).
Buka Puasa kelima kali ini menghadirkan para anggota Lembaga Adat se-Kota Palu, termasuk Dewan Adat Kota Palu.
Hadir langsung dalam kesempatan tersebut yakni Wali Kota Palu, H. Hadianto Rasyid, SE didampingi Kepala Badan Kesbangpol Kota Palu, Ansyar Sutiadi.
Dalam arahannya, Wali Kota menyebut, Buka Puasa Bersama kali ini akan terus digelar selama beberapa hari kedepan bersama komponen masyarakat secara bertahap.
Mulai dari sebelumnya Ketua RT dan RW se-Kota Palu, Lembaga Adat, LPM dan Satgas Pancasila, hingga bersama seluruh Anggota Padat Karya.
“Buka Puasa Bersama ini, moga-moga menjadi rutinitas pemerintah kedepan. Karena seluruh komponen masyarakat merupakan garda terdepan, yang merupakan mediator antara pemerintah dan masyarakat,” ujar wali kota.
Wali kota menyebut, kegiatan tersebut merupakan momentum yang sangat baik bagi pemerintah, untuk mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat.
Karena begitu banyak pencapaian yang telah diraih oleh Pemerintah Kota Palu selama Hadianto menjabat sebagai wali kota.
Mulai dari mengeluarkan Kota Palu dari kategori kota terjorok, pengendalian inflasi, menurunkan tingkat kemiskinan, mendorong UMKM, dan lainnya.
Sehingga di tahun 2023, Kota Palu mendapat penghargaan sebagai kota dengan perencanaan pembangunan terbaik kedua di Indonesia.
“Kita bisa lihat, dimana Kota Palu tengah mengubah wajahnya. Banyak orang yang takjub, karena di tahun 2018 kita dilanda bencana. Kemudian Covid-19 hingga 2023 awal, tetapi orang-orang seakan tidak melihat itu ketika datang ke Kota Palu,” kata wali kota.
“Akhirnya ketika pak Mendagri berkunjung ke Kota Palu, beliau memuji bahwa Palu sudah sangat berubah. Berbeda dari kunjungan-kunjungannya sebelumnya,” lanjut wali kota.
Wali Kota Hadianto menyatakan, kalau kerja-kerja ini dapat terus terjaga dan dikuatkan, maka Kota Palu akan melampaui kota-kota yang lain.
Dalam kesempatan tersebut juga, wali kota menjelaskan terkait pengembangan aplikasi SanguPalu yang kini dapat diunduh oleh masyarakat secara gratis.
Dari aplikasi tersebut, Pemerintah Kota Palu berupaya menyediakan berbagai layanan masyarakat, seperti pengajuan bantuan, bayar pajak, hingga pengurusan dokumen-dokumen kependudukan.
“Tentunya, pencapaian-pencapaian ini tidak lepas dari kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Bahkan baru-baru ini, sejak 45 tahun berdirinya Kota Palu, baru pertama kalinya mendapat Piala Adipura. Walaupun masih banyak yang perlu kita perhatikan,” ungkap wali kota.
Oleh karena itu, Wali Kota Hadianto berharap lembaga adat harus dibuat mempunyai peran besar terhadap Kota Palu.
Lembaga adat, kata wali kota, bukan hanya memikirkan tradisi adat yang berjalan. Tetapi juga memikirkan bahwa lembaga adat ini merupakan penguat kerja-kerja pemerintah.
“Jadi keberadaan lembaga adat, bukan hanya menjaga tradisi, tapi juga menjaga bagaimana pemerintah mampu bekerja efektif dan efisien agar daerah kita semakin maju,” jelas wali kota.
Kalau lembaga adat sudah mampu menempatkan perannya dengan baik, lanjut wali kota, maka pemerintah akan memperhatikan.
Jadi peran lembaga adat terhadap Kota Palu sangat vital, olehnya harus mampu menempatkan posisinya.
Di samping itu, lembaga adat bagi masyarakat adalah orang tua. Sehingga jangan sampai mengecilkan perannya di lembaga adat.
“Komiu (kamu, red) harus berpikir, bahwa pemerintah menganggap lembaga adat sebagai lembaga tinggi. Maka perannya harus kuat,” ungkap wali kota.
Wali kota meminta, agar lembaga adat tidak ikut-ikut ranah politik. Lembaga adat, harus diisi para orang-orang tua yang bijak dan netral.
Netralitas menurut wali kota, adalah objektif. Sampaikan yang benar walaupun itu pahit.
“Itulah netralitas. Menempatkan posisi yang netral adalah menempatkan posisi yang objektif. Yang tidak boleh dilakukan oleh kita ini adalah berpolitik praktis. Seperti berkampanye, ikut partai politik, itu tidak boleh,” kata wali kota.
Olehnya, wali kota berharap lembaga adat di Kota Palu semakin menunjukkan eksistensinya dan memperlihatkan peran-perannya.
Lembaga adat dituntut harus berimprovisasi, kreatif, dan inovatif dalam melahirkan ide-ide, seperti bagaimana Narkoba bisa dicegah, vandalisme anak-anak bisa dicegah, dan lainnya.
PALU, MERCUSUAR – Pemerintah Kota Palu kembali melaksanakan Buka Puasa Bersama dengan komponen masyarakat di Kota Palu, pada Sabtu (23/3/2024).
Buka Puasa kelima kali ini menghadirkan para anggota Lembaga Adat se-Kota Palu, termasuk Dewan Adat Kota Palu.
Hadir langsung dalam kesempatan tersebut yakni Wali Kota Palu, H. Hadianto Rasyid, SE didampingi Kepala Badan Kesbangpol Kota Palu, Ansyar Sutiadi.
Dalam arahannya, Wali Kota menyebut, Buka Puasa Bersama kali ini akan terus digelar selama beberapa hari kedepan bersama komponen masyarakat secara bertahap.
Mulai dari sebelumnya Ketua RT dan RW se-Kota Palu, Lembaga Adat, LPM dan Satgas Pancasila, hingga bersama seluruh Anggota Padat Karya.
“Buka Puasa Bersama ini, moga-moga menjadi rutinitas pemerintah kedepan. Karena seluruh komponen masyarakat merupakan garda terdepan, yang merupakan mediator antara pemerintah dan masyarakat,” ujar wali kota.
Wali kota menyebut, kegiatan tersebut merupakan momentum yang sangat baik bagi pemerintah, untuk mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat.
Karena begitu banyak pencapaian yang telah diraih oleh Pemerintah Kota Palu selama Hadianto menjabat sebagai wali kota.
Mulai dari mengeluarkan Kota Palu dari kategori kota terjorok, pengendalian inflasi, menurunkan tingkat kemiskinan, mendorong UMKM, dan lainnya.
Sehingga di tahun 2023, Kota Palu mendapat penghargaan sebagai kota dengan perencanaan pembangunan terbaik kedua di Indonesia.
“Kita bisa lihat, dimana Kota Palu tengah mengubah wajahnya. Banyak orang yang takjub, karena di tahun 2018 kita dilanda bencana. Kemudian Covid-19 hingga 2023 awal, tetapi orang-orang seakan tidak melihat itu ketika datang ke Kota Palu,” kata wali kota.
“Akhirnya ketika pak Mendagri berkunjung ke Kota Palu, beliau memuji bahwa Palu sudah sangat berubah. Berbeda dari kunjungan-kunjungannya sebelumnya,” lanjut wali kota.
Wali Kota Hadianto menyatakan, kalau kerja-kerja ini dapat terus terjaga dan dikuatkan, maka Kota Palu akan melampaui kota-kota yang lain.
Dalam kesempatan tersebut juga, wali kota menjelaskan terkait pengembangan aplikasi SanguPalu yang kini dapat diunduh oleh masyarakat secara gratis.
Dari aplikasi tersebut, Pemerintah Kota Palu berupaya menyediakan berbagai layanan masyarakat, seperti pengajuan bantuan, bayar pajak, hingga pengurusan dokumen-dokumen kependudukan.
“Tentunya, pencapaian-pencapaian ini tidak lepas dari kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Bahkan baru-baru ini, sejak 45 tahun berdirinya Kota Palu, baru pertama kalinya mendapat Piala Adipura. Walaupun masih banyak yang perlu kita perhatikan,” ungkap wali kota.
Oleh karena itu, Wali Kota Hadianto berharap lembaga adat harus dibuat mempunyai peran besar terhadap Kota Palu.
Lembaga adat, kata wali kota, bukan hanya memikirkan tradisi adat yang berjalan. Tetapi juga memikirkan bahwa lembaga adat ini merupakan penguat kerja-kerja pemerintah.
“Jadi keberadaan lembaga adat, bukan hanya menjaga tradisi, tapi juga menjaga bagaimana pemerintah mampu bekerja efektif dan efisien agar daerah kita semakin maju,” jelas wali kota.
Kalau lembaga adat sudah mampu menempatkan perannya dengan baik, lanjut wali kota, maka pemerintah akan memperhatikan.
Jadi peran lembaga adat terhadap Kota Palu sangat vital, olehnya harus mampu menempatkan posisinya.
Di samping itu, lembaga adat bagi masyarakat adalah orang tua. Sehingga jangan sampai mengecilkan perannya di lembaga adat.
“Komiu (kamu, red) harus berpikir, bahwa pemerintah menganggap lembaga adat sebagai lembaga tinggi. Maka perannya harus kuat,” ungkap wali kota.
Wali kota meminta, agar lembaga adat tidak ikut-ikut ranah politik. Lembaga adat, harus diisi para orang-orang tua yang bijak dan netral.
Netralitas menurut wali kota, adalah objektif. Sampaikan yang benar walaupun itu pahit.
“Itulah netralitas. Menempatkan posisi yang netral adalah menempatkan posisi yang objektif. Yang tidak boleh dilakukan oleh kita ini adalah berpolitik praktis. Seperti berkampanye, ikut partai politik, itu tidak boleh,” kata wali kota.
Olehnya, wali kota berharap lembaga adat di Kota Palu semakin menunjukkan eksistensinya dan memperlihatkan peran-perannya.
Lembaga adat dituntut harus berimprovisasi, kreatif, dan inovatif dalam melahirkan ide-ide, seperti bagaimana Narkoba bisa dicegah, vandalisme anak-anak bisa dicegah, dan lainnya.RA