POSO – Dinas Pertanian Kabupaten Poso resmi meluncurkan inovasi Sistem Akses Pelayanan dan Konsultasi Tani (SAPA TANI), sebuah platform layanan digital berbasis QR Code yang dirancang untuk mempercepat respons penyuluhan serta menjembatani keterbatasan sumber daya pertanian di daerah tersebut.
Inovasi ini diperkenalkan sebagai bagian dari Aksi Perubahan yang digagas Kabid Penyuluh Pertanian Hasmila, SP, M.Si, dalam Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XVIII Tahun 2025.
SAPA TANI hadir di tengah kondisi ketimpangan struktural sektor penyuluhan di Poso. Kabupaten ini hanya memiliki 154 Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk mendampingi 2.593 kelompok tani di 170 desa, jauh dari kebutuhan ideal sebanyak 210 penyuluh. Keterbatasan itu diperburuk oleh sistem pelaporan lapangan yang masih manual, sehingga respon terhadap aduan petani—seperti serangan hama atau gangguan produksi—sering terlambat dan tidak terdokumentasi dengan baik.

Melalui SAPA TANI, proses pelayanan kini dibuat sederhana namun terukur. Setiap kelompok tani memiliki QR Code yang terpasang pada papan informasi. Petani cukup memindai kode tersebut melalui ponsel pintar untuk mengirimkan laporan teknis, aduan, atau permintaan pendampingan lapangan. Data yang masuk kemudian terhubung otomatis ke database digital sehingga penyuluh dapat memonitor dan menindaklanjuti laporan secara lebih cepat dan terstruktur. Mekanisme ini disusun sejalan dengan UU Keterbukaan Informasi Publik serta mendukung kebijakan nasional Satu Data Indonesia.
Pelaksanaan SAPA TANI telah memasuki tahap uji coba di 37 kelompok tani yang tersebar di Kecamatan Pamona Selatan dan Lore Selatan. Monitoring awal menunjukkan peningkatan kecepatan layanan dan respons penyuluh, serta menerima dukungan dari Camat Poso Kota dan Poso Kota Utara. Sistem ini juga menyesuaikan kondisi lapangan, mengingat hampir separuh petani di Poso telah menggunakan smartphone sehingga digitalisasi dapat diterapkan tanpa hambatan signifikan.
Untuk memperkuat implementasi di tahap selanjutnya, Hasmila menekankan pentingnya peningkatan kapasitas SDM melalui Bimbingan Teknis Literasi Digital bagi penyuluh dan petani. Pelatihan ini disiapkan sebagai strategi jangka menengah untuk meningkatkan kemampuan penyuluh dalam melayani hingga empat kelompok tani per hari serta memastikan pelaporan lapangan mencapai tingkat ketepatan waktu 100 persen. Program ini juga direncanakan meluas ke seluruh 19 kecamatan dalam satu tahun.

Dalam horizon jangka panjang, SAPA TANI ditargetkan dapat terintegrasi dengan sistem e-Agriculture Kementerian Pertanian, sehingga akurasi data daerah mampu tersinkronisasi dengan pusat. Hasmila menegaskan bahwa inovasi ini bukan sekadar pemanfaatan teknologi, tetapi langkah konkret transformasi birokrasi penyuluhan menjadi lebih adaptif dan berbasis kebutuhan lapangan.
“Aksi perubahan ini memperkuat kualitas layanan publik di sektor pertanian dan mendorong transformasi birokrasi menjadi lebih adaptif, transparan, dan responsif,” kata Hasmila.
SAPA TANI mendapatkan dukungan penuh dari Bupati Poso Dr. Verna G.M Inkiriwang, Wakil Bupati H. Soeharto Kandar, dan Sekretaris Daerah Kabupaten Poso. Pemerintah daerah menilai inovasi ini berpotensi menjadi model penyuluhan digital yang efektif dan dapat direplikasi di kabupaten lain di Sulawesi Tengah.***