DONGGALA – Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid menegaskan rencana penguatan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan skema khusus bagi anak stunting, agar intervensi gizi lebih tepat sasaran dan tidak disamaratakan.
Penegasan tersebut disampaikan Gubernur Anwar Hafid saat mencanangkan Program Inovasi Berani Pelita Hati (Peduli Kesehatan Ibu dan Anak) di Posyandu Desa Nupabomba, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sabtu (20/12/2025).
“Lebih bagus kita buatkan MBG khusus untuk anak stunting. Jangan disamaratakan. Karena ibu yang paling tahu apa yang dimakan anaknya. Negara hadir, pemerintah bantu, tapi tetap berbasis keluarga,” ujar Anwar Hafid.
Ia menilai, pendekatan seragam dalam pemberian makanan bergizi kurang efektif karena kondisi gizi dan kebutuhan setiap anak berbeda. Oleh karena itu, MBG untuk anak stunting akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak, dengan melibatkan peran aktif keluarga.
Gubernur juga meminta seluruh perangkat daerah segera menyiapkan skema pelaksanaan MBG khusus tersebut, dengan melibatkan pemerintah desa, PKK, dan organisasi perangkat daerah (OPD), agar bantuan gizi dapat langsung menyentuh keluarga sasaran.
Sebagai langkah konkret, Anwar Hafid mengusulkan pola pendampingan satu OPD satu anak stunting. Bantuan gizi diperkirakan sekitar Rp15.000 per hari atau Rp400–450 ribu per bulan per anak, yang diberikan langsung kepada ibu dengan pendampingan PKK dan tenaga kesehatan.
“OPD jangan datang ke rumah binaan dengan tangan kosong. Bawa telur, buah, susu. Bukan hanya anaknya yang diurus, ibunya juga harus kita perhatikan,” tegasnya.
Program MBG khusus anak stunting ini akan dijadikan proyek percontohan di Desa Nupabomba dan Desa Ganti, sebelum diterapkan di desa-desa lain di Sulawesi Tengah.Wakil Gubernur Sulawesi Tengah dr. Reny Lamadjido menyampaikan bahwa PKK menjadi ujung tombak pelaksanaan program karena mampu menjangkau langsung keluarga hingga tingkat dasawisma.
“Struktur PKK memungkinkan intervensi by name, by address, by case, sehingga bantuan gizi benar-benar tepat sasaran,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Pemprov Sulawesi Tengah juga menyerahkan bantuan pemanfaatan pekarangan untuk mendukung pemenuhan gizi keluarga sebagai bagian dari intervensi berkelanjutan dalam penanganan stunting.*