POSO – Guncangan selama 15 detik membuat warga Poso panik dan berlarian keluar rumah saat gempa berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang pada Minggu (17/8/2025) pagi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Poso mencatat, sebanyak 29 orang mengalami luka-luka, dengan dua korban dilaporkan dalam kondisi kritis.
Gempa berpusat di darat, 18 kilometer barat laut Poso, pada kedalaman 10 kilometer. Meski BMKG memastikan gempa tidak berpotensi tsunami, namun getarannya cukup kuat dirasakan di sejumlah wilayah Kecamatan Poso Pesisir, termasuk Desa Masani, Tokorondo, Towu, Pinedapa, Tangkura, dan Lape.
Dari 29 korban luka, 13 orang dirujuk ke RSUD Poso, dua di antaranya kritis, sementara enam lainnya mendapat perawatan di Puskesmas Tokorondo. Selain itu, satu unit rumah ibadah, Gereja Jemaat Elim di Desa Masani, mengalami kerusakan akibat guncangan.
Di Kabupaten Sigi, gempa juga sempat dirasakan selama tujuh detik. Warga memilih keluar rumah, namun hingga kini belum ada laporan korban jiwa maupun kerusakan bangunan.
BPBD Poso masih mendata jumlah pengungsi dan melaporkan kebutuhan mendesak berupa tenda dan obat-obatan. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menegaskan pihaknya segera turun ke lokasi untuk mempertebal koordinasi dengan pemerintah daerah serta melakukan pendampingan lapangan.
“Analisa betul kondisi di sana. Kita segera masuk kesana,” ujar Suharyanto.
BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi gempa susulan, menjauhi bangunan yang retak atau berpotensi roboh, serta menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan pokok dan dokumen penting. Warga juga diminta mengikuti informasi resmi dari BNPB, BMKG, dan BPBD.**