MOROWALI – Melalui program unggulannya, Berani Menyala, Gubernur Sulawesi Tengah, Dr. H. Anwar Hafid, M.Si., meresmikan Gardu Induk 150 kV Bungku sebagai tonggak baru pemerataan listrik di Kabupaten Morowali, Selasa (19/8/2025).
Peresmian ini sekaligus menandai beroperasinya jaringan transmisi 150 kV Kolonedale–Tentena, jaringan transmisi 150 kV Kolonedale–Bungku, serta gardu induk di Kolonedale dan Bungku masing-masing berkapasitas 30 MVA.
Dalam sambutannya, Gubernur Anwar menegaskan bahwa perjuangan menghadirkan listrik bagi rakyat merupakan cita-cita yang sudah ia jalani sejak menjabat Bupati Morowali. Kini, melalui program Berani Menyala, ia memastikan mimpi lama itu benar-benar terwujud.
“Inilah wujud nyata program Berani Menyala. Listrik bukan sekadar cahaya, tapi sumber kehidupan, kemajuan, dan kemerdekaan yang sesungguhnya,” ujarnya.
Anwar juga mengingatkan bagaimana kondisi Morowali pada 2007, ketika Bungku sebagai ibu kota kabupaten hanya mendapat listrik enam jam per malam. Dengan segala keterbatasan, ia berani menggunakan APBD untuk membeli mesin diesel, membangun jaringan, hingga menanggung biaya bahan bakar demi rakyat.
“Mungkin hanya di Morowali PLN hampir seratus persen ditopang APBD. Tapi saya lakukan karena rakyat butuh terang,” kenangnya.
Lebih jauh, Anwar menekankan bahwa pembangunan listrik adalah fondasi dari percepatan ekonomi daerah.
“Industri tidak akan bergerak tanpa listrik, rumah tangga tidak bisa berkembang tanpa listrik, dan pendidikan tidak bisa maju tanpa listrik. Karena itu, setiap kabel yang kita pasang hari ini adalah investasi masa depan untuk generasi berikutnya,” tegasnya.
Kini, keberadaan Gardu Induk Bungku dan jaringan transmisi baru tak hanya menghapus keterbatasan listrik, tetapi juga menjadi penopang utama industri Morowali dan rumah tangga masyarakat. Infrastruktur strategis ini memperkuat sistem kelistrikan Sulawesi Tengah yang 70 persennya bersumber dari energi terbarukan PLTA Poso.
Meski begitu, Anwar menegaskan perjuangan belum selesai. Masih ada 85 desa di Sulawesi Tengah yang belum teraliri listrik, termasuk 28 desa di Morowali yang sebagian besar berada di pulau-pulau.
“Berani Menyala berarti kita tidak boleh membiarkan satu pun rakyat hidup dalam gelap. Ke depan, saya ingin pulau-pulau ini bisa memanfaatkan tenaga surya sehingga benar-benar mandiri energi,” tekadnya.
Dukungan penuh juga datang dari PLN. General Manager PLN UIP Sulawesi, Wisnu Kuntjoro Adi, memastikan PLN berkomitmen melanjutkan pembangunan jaringan dan gardu tambahan di Morowali dalam tiga tahun ke depan.
“Tantangan PLN sangat besar, termasuk membangun tambahan jaringan dan gardu di Morowali. Tetapi kami yakin, dengan dukungan penuh Bapak Gubernur dan seluruh pihak, target ini akan tercapai. PLN hadir bukan hanya untuk melayani industri, tapi juga untuk menghadirkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Wisnu juga menegaskan bahwa PLN melihat Morowali sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah.
“Ketersediaan listrik yang andal akan menjadi motor utama penggerak industri nikel dan hilirisasi di Morowali. Namun yang lebih penting, kami ingin memastikan setiap desa dan rumah tangga juga merasakan terang yang sama,” tambahnya.
Peresmian yang berlangsung hanya dua hari setelah HUT RI ke-80 ini semakin istimewa. Bagi Anwar, listrik di Morowali adalah simbol kemerdekaan nyata.
“Saya sangat terharu, karena apa yang saya perjuangkan sejak menjadi bupati, hari ini bisa saya resmikan sebagai gubernur. Saya memulai, dan saya pula yang mengakhiri. Ini hadiah untuk rakyat,” pungkasnya.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Kejati Sulteng Rahmat, Bupati Morowali Iksan Baharudin, Wakil Bupati Irian Ilyas, Forkopimda Sulawesi Tengah dan Morowali, serta tokoh masyarakat setempat.**