PALU — Sekretaris Umum Asosiasi Provinsi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Asprov PSSI) Sulawesi Tengah (Sulteng), Harry Sumampouw, angkat bicara terkait pemberitaan yang mengatakan proses seleksi pemain Babak Kualifikasi (BK) Pekan Olahraga Nasional (PON) Cabang Olahraga (Cabor) Sulawesi Tengah.
Saat dikonfirmasi oleh media ini, Harry menyampaikan bahwa Asprov PSSI Sulteng sangat menghargai kekhawatiran orang tua kami Bapak Gubernur Sulteng terkait seleksi pemain Tim BK PON.
Selain itu, Harry juga menanggapi langkah Ketua KONI yang tidak akan mengikutkan cabang olahraga sepak bola dalam ajang BK PON.
“Dalam hal ini, kami ingin menyampaikan agar tidak ada anggapan negatif terhadap Asprov PSSI Sulteng dalam proses seleksi pemain Cabor sepakbola BK PON,” ucapnya. Kamis (14/9/23).
Ia menegaskan bahwa dalam proses rekrutmen baik pelatih maupun pemain terkait pembentukan skuad tim Cabor sepak bola BK PON, pihaknya telah mengikuti prosedur tersebut sesuai ketentuan KONI Sulteng.
“Kami juga telah memenuhi kewajiban untuk melakukan seleksi pelatih yang diselenggarakan oleh Bidang Prestasi KONI Sulteng. Dalam hal yang dimaksud, kami juga telah mengikutkan pelatih berlisensi A dan B Diploma yang ada di Sulteng,” jelasnya.
Harry menambahkan bahwa dalam perekrutan pemain, Asprov telah menjalankan 4 tahapan seleksi ketat, antara lain: Tahap seleksi saat Porprov di Banggai, Tahap seleksi terbuka yang diikuti oleh 127 bakat yang langsung dibuka oleh Bidang Prestasi KONI Sulawesi Tengah, Tahap penyusutan dari 53 pemain menjadi 35 pemain, dan Tahap penyusutan akhir dari 35 pemain menjadi 28 pemain.
“Selama ini, staf pelatih masih menjalankan sistem promosi-degradasi, sekalipun pemain sudah dalam masa Training Center (TC). Dalam seluruh tahapan seleksi yang ketat ini, kami selalu menjaga netralitas agar tidak ada intervensi, dan kami sepenuhnya mempercayakan pemilihan pemain kepada staf pelatih,” ujarnya.
Dalam persiapan tim, lanjut Harry, pada bulan lalu, Ketua Asprov PSSI Sulteng, Hadianto Rasyid, memerintahkan untuk segera menjalankan Training Center (TC), sampai dengan pemberian uang saku pemain dan pelatih, walaupun pihaknya masih menggunakan dana Asprov.
“Saat ini, Training Center (TC) telah berjalan lebih dari satu bulan. Untuk menghindari dugaan adanya pemain yang dititipkan dalam tim, kami sepakat menunjuk seorang pelatih kepala yang berdomisili di luar Sulawesi Tengah untuk memastikan netralitas dalam pemilihan pemain,” katanya.
Kemudian, Harry menjelaskan dalam penunjukan pelatih kepala, pihaknya mempertimbangkan bahwa Saudara Zulkifli Syukur telah memiliki lisensi A diploma, serta memiliki pengalaman yang luas saat bermain di Liga 1 dan skuat timnas Indonesia. Begitu juga dalam penunjukan asisten pelatih, Asprov sangat selektif.
Terakhir, Harry berharap bahwa jika ada masalah terkait persiapan tim BK PON, Asprov PSSI Sulteng dan staf pelatih siap berkomunikasi langsung dengan KONI Sulteng sebagai induk olahraga di negeri seribu megalit untuk duduk bersama dan mencegah terjadinya miskomunikasi. Demikian Sekretaris Umum Asprov PSSI Sulteng. RA